Tentang Pemikiran Imam Ghazali

A.     BIOGRAFI AL-GHAZALI

Imam Al Ghazali r.a.h adalah tokoh ilmu sufi yang terkenal, lebih lebih lagi di kalangan mereka yang mempelajari kitab kitab karangan beliau seperti ihya ulumuddin,minhajul abidin,bidayah alhidayah dan lain lain lagi.

Nama sebenar imam Alghazali ialah Muhamad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al ghazali Altusi.Beliau lebih dikenali dengan panggilan Alghazali iaitu nisbah kepada kampung tempat kelahirannya iaitu ghazalah yg terletak dipinggir bandar Tusi di dalam wilayah Kharasan, Parsi, (Iran). Dengan itu Alghazali bererti org ghazalah, kemungkinan juga panggilan tersebut dinisbahkan kepada bapanya seorang tukang tenun kain bulu yang dalam bahasa arabnya dikatakan al-ghazzal.

Imam Alghazali juga digelar Abu hamid, yang bererti bapa kepada Hamid iaitu dinisbahkan kepada anaknya. Beliau juga digelar hujjatul islam iaitu suatu gelaran penghormatan yang diberikan kepadanya kerana kejituan dan kekuatan hujjahnya di dalam membela agama islam.

Mengapa Allah dan Malaikatnya Bershalawat Kepada Nabi SAW...?

"Bila Anda masuk masjid, maka ucapkanlah: ? Dengan nama Allah, salam untuk Rasulullah, ya Allah sholawatlah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, ampunilah kami dan mudahkanlah bagi kami pintu-pintu rahmat-Mu.? Dan bila keluar dari masjid maka ucapkanlah itu, tapi (pada penggalan akhir) diganti dengan: ?Dan permudahlah bagi kami pintu-pintu karunia-Mu." (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).

"Celakalah seseorang yang namaku disebutkan di sisinya, lalu ia tidak bersholawat untukku." (HR. Tirmidzi dan Hakim).

Sungguh mungkin tidak banyak keterangan, tafsir, atau penjelasan bagi pertanyaa kenapa Allah dan Malaikatnya Bersholawat Kepada Rasuluallah SAW..? Saya harus jujur kepada anda bahwa sampai detik ini, saya sendiri belum berhasil menemukan alasan "karena" untuk pertanyaan "kenapa" tersebut. Disini, bila saya ingin membahas masalah ini, bukan berarti saya mengecil artikan uraian dari para ulama' atau para ahli agama, seandainya saja setelah ada uraian yang menjelaskan pokok-pokok persoalan ini. saya sangat ber-husnuzhan kepada mereka.

Semoga Berkumpul Dengan Para Kekasih Allah

Al Habib Anis bin Alwi Al Habsyi


Selamat Jalan, Ya Habibana
Kuharap nanti di sana kita kan bisa kumpul kembali

Di tempat lebih santai, lebih nyaman, lebih mulia
Berbanding dunia yang penuh pancaroba

Ya Habibana,
Kepergianmu menyayat hati setiap muhibbin merasa

Kepergianmu dalam suasana kami masih perlukan bapa
Yang nasihatnya menusuk sanubari dan masuk kepala
Tapi tiada siapa dapat menolak ketentuan Yang Maha Esa

Ya Habibana
Musibah ini kami terima dengan redha
Semoga musibah kami atas kehilanganmu diberi pahala
Diberi ganjaran apa yang kami damba
Berkumpul bersamamu di Jannatul Firdaus al-A’la
Bi jiwari an-Nabiyyil Mukhtar al- Musthofa

Ya Habibana,
Kepergianmu kami iringi doa
Agar kasih sayang Allah buatmu sepanjang masa
Dicurahkan persemayamanmu hujan rahmat tiap ketika
Ditinggikan darjat serta diberi sinar cahaya
Kesunyianmu dihilangkan dan kebajikanmu diganda
Bagi kami dan bagimu perlindungan Allah sentiasa
Diselubungi kedamaian penjagaanNya yang sempurna
Selamat jalan, Ya Habibana.
Damailah dikau di sana
Jangan lupakan kami para muhibbin yang masih di dunia
Doakan agar kami menuruti ajaran nendamu yang mulia
Biar kami mati membawa iman, ketaatan dan kasih cinta
Pada Allah, pada Rasul, pada sholihin, pada agama

Selamat Jalan, Ya Habibana
Kepergianmu kuiringkan doa
Semoga Berkumpul Dengan Para Kekasih Allah

Guruku Gusti Allah


Gus Maksum
Kediri - Cerita tentang seorang kiai bukan saja jago mengaji ayat Alquran tetapi juga sakti bak pendekar silat, sungguh, bukanlah isapan jempol atau semata kisah sinetron dan film. Bukti itu bisa dilihat saat kelompok musik Kantata Takwa Samsara menggelar konsernya di Parkir Timur, Senayan, Senin malam, 6 Juli 1998.

Primadona grup musik yang dimotori pengusaha Setiawan Djody ini adalah Iwan Fals, yang kerap melantunkan syair lagu yang penuh muatan kritik sosial. Buktinya, massa penonton yang beringas itu kemudian merangsek ke atas panggung dan menyeret-nyeret -- sebetulnya berebut menyalami dan memeluk -- Iwan, sehingga bekas pengamen jalanan itu pun kerepotan karena ternyata dia pun tak mampu meredam keberingasan massa itu. Apalagi massa lainnya kemudian juga melempar berbagai benda yang ada di sekitar mereka: botol plastik, kaleng minuman, dan lain-lain.

Di saat yang gawat itulah muncul KH Maksum Jauhari, kiai Nahdatul Ulama dari Kediri, Jawa Timur, yang sehari sebelumnya mengikuti istigotsah kubro bersama para nahdliyin di tempat yang sama. Dengan sekali sentakan tangannya, berbagai benda tadi jatuh ke tanah sebelum sempat menyentuh Iwan dan kawan-kawannya di panggung: Setiawan Djody, Sawung Jabo, Yockie Suryoprayogo, penyair Rendra, dan lain-lain. Bukan hanya itu, massa yang kain brutal itu pun terjengkang ke tanah bak dihempas sabetan topan. Dan, sungguh, semuanya bukanlah adegan film yang penuh trik macam yang diperankan Jet Li dalam berbagai sekuel Once Upon Time in China itu.